Memasuki akhir tahun 2024, industri startup di Indonesia masih menghadapi tantangan akibat berlanjutnya tech winter. Namun, para investor dan praktisi startup melihat kondisi ini sebagai momentum yang tepat untuk membenahi fundamental bisnis dan mencari sponsor yang tepat.
Menurut Rama Arcintaka Mamuaya, Founder & Chief Executive Officer Dailysocial.id, estimasi sampai kuartal 4 tahun 2023 masih akan ada koreksi pasar. Tanda-tanda kebangkitan startup baru akan terlihat dari jumlah investasi tahap lanjutan (Series B, C, D) yang meningkat. Sementara itu, untuk pendanaan tahap awal seperti Pre-Seed dan Seed, angka investasi 2021-2022 masih terus meningkat.
Amiyandra Suratman, Regional Ecosystem and Platform Lead 1982 Ventures, optimistis terhadap pemulihan bisnis perusahaan rintisan utamanya di sektor terkait fintech, startup solusi berbasis AI, B2B payment hingga kripto. Perbaikan bisnis startup tidak lepas dari fundamental ekonomi RI hingga harapan berakhirnya tech winter saat suku bunga dipangkas. Diperkirakan industri startup akan semakin pulih dalam 2-5 tahun mendatang.
Saat ini, investor cenderung menginginkan startup yang memiliki fundamental bisnis yang kuat dan bisa mencapai titik impas atau break even point (BEP) lebih cepat. Sebaliknya, sebelum tech winter melanda, para pebisnis dan investor fokus memperbesar market share dan skala bisnis.
“Jika bisnis sudah cukup matang dan dapat menghasilkan profit, secara tidak langsung mereka ke depan akan lebih mudah mendapatkan pendanaan,” ungkap Antonny Liem, Founding Partner GDP Venture.
Untuk itu, saran bagi perusahaan-perusahaan startup yang ingin mendapatkan pendanaan dari investor, harus menunjukkan diri sebagai startup yang berpotensi growth dan profitability, fokus ke delivering value ke customer, dan memiliki model bisnis yang sehat.
“Start-up yang memiliki financial foundation yang kuat dan growth yang mumpuni menjadi primadona untuk para investors,” ujarnya.
Sponsorship Searching Sebagai Alternatif Pendanaan
Di saat seretnya pendanaan untuk startup seperti sekarang ini, praktisi startup bisa melakukan self-financing dengan mendapatkan modal kerja dari keuntungan (profit) yang diperoleh dari konsumen. Namun, bagi startup yang belum bisa melakukan self-financing, ada peluang mendapatkan pendanaan melalui pembiayaan dari perbankan.
Salah satu contohnya adalah Garuda Fund, perusahaan pendanaan untuk startup nasional hasil joint venture antara Bank Danamon dan Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG). Garuda Fund tidak hanya menyediakan equity financing tapi juga revenue-making melalui grup MUFG.
Untuk menunjukkan komitmennya, MUFG dan Danamon menyelenggarakan Investment Matching Fair pada akhir Februari lalu. Inti kegiatan ini, MUFG dan Danamon mempertemukan pelaku usaha rintisan dengan sejumlah calon investor.
“Investment Matching Fair untuk para start-up juga akan menjadi pembuka mata kita semua, dan kami berharap dapat bertemu dengan perusahaan-perusahaan menjanjikan yang dapat bekerja sama dengan Danamon di masa mendatang,” ujar Honggo Widjojo Kangmasto, Wakil Direktur Utama Bank Danamon Indonesia.
Potensi Besar Startup Indonesia
Meskipun menghadapi tech winter, potensi pertumbuhan startup di Indonesia tetap besar. Menurut Alabsi, ukuran pasar yang besar dan penggunaan internet yang luas di Indonesia, mendukung bisnis startup.
“Negara ini adalah rumah bagi lebih dari 2.300 startup, termasuk sembilan startup unicorn dan dua startup decacorn,” beber Alabsi.
Tapi, memang, perlambatan ekonomi global menutupi pertumbuhan pesat yang sebelumnya terjadi. Startup di Indonesia juga menghadapi beberapa tantangan lain, termasuk banyaknya birokrasi, target audiens yang terbatas, dan konsumen yang ikut-ikutan.
Meskipun begitu, krisis juga memberikan peluang untuk startup bisa bertumbuh atau mengoreksi aspek yang perlu dibenahi, selama founder tetap resilient dan prudent. Dengan membenahi fundamental bisnis dan mencari sponsor yang tepat, startup Indonesia diharapkan dapat melewati tech winter dan kembali tumbuh di masa depan.
Sumber:
Masih tech winter, pendanaan ke startup fundamental kuat. (2024, Juni 25). Diakses pada 23 September 2024 dari East Ventures: https://east.vc/id/berita/insights-id/masih-tech-winter-pendanaan-ke-startup-fundamental-kuat/. [1]
Dibayangi Tech Winter, Ini Sederet Startup Masih Dilirik Investor. (2024, Juni 24). Diakses pada 23 September 2024 dari CNBC Indonesia: https://www.cnbcindonesia.com/tech/20240624121323-39-548753/dibayangi-tech-winter-ini-sederet-startup-yang-masih-dilirik-investor. [2]