Yogyakarta, 10 Agustus 2025 – Di tengah hiruk pikuk pusat perbelanjaan modern, sebuah oase kreativitas hadir secara rutin setiap bulannya. Bertempat di halaman taman Hotel dan Mal Grand Ambarrukmo yang asri, “Pasar Wiguna” telah menjelma menjadi destinasi wajib bagi para pencari produk artisan dan UMKM berkualitas di Yogyakarta. Lebih dari sekadar bazar, acara ini adalah sebuah panggung terkurasi yang memberikan sorotan baru bagi para pelaku industri kreatif.
Inisiatif ini lahir dari visi seorang akademisi, bapak Gilang Ramadhan, S.Sn., M.Sn., yang akrab dipanggil “Pak Gram” merupakan dosen Desain Komunikasi Visual (DKV) di Telkom University Purwokerto. Berangkat dari pengamatannya terhadap kebutuhan para artisan untuk memiliki ruang pamer yang representatif, Gram merancang Pasar Wiguna sebagai sebuah solusi. Nama “Wiguna” sendiri dipilih bukan tanpa alasan; ia mencerminkan tujuan utama acara ini, yaitu menjadi wadah yang berguna dan bermanfaat, baik bagi para kreator yang berpartisipasi maupun bagi masyarakat yang mengunjunginya.
“Tantangan bagi banyak artisan dan UMKM kita bukan pada kualitas produk, melainkan pada akses ke pasar dan panggung yang tepat,” ungkap Gram. “Pasar Wiguna mencoba menjawab itu. Kami ingin menyajikan produk-produk lokal yang luar biasa ini dalam sebuah konteks yang premium dan terkurasi, setara dengan kualitas produknya.”
Salah satu elemen yang membuat Pasar Wiguna selalu dinanti adalah konsep kurasi dan rotasinya. Berbeda dari bazar pada umumnya, daftar peserta atau kolaborator di setiap edisinya selalu berganti. Gram menjelaskan bahwa strategi ini sengaja diterapkan untuk menjaga agar acara tetap segar dan dinamis.
“Alasannya sederhana, agar tidak itu-itu saja. Konsep panggung bergilir ini memberikan kesempatan yang lebih luas bagi banyak UMKM dan artisan untuk unjuk gigi. Bagi pengunjung, ini menciptakan sebuah pengalaman penemuan (discovery) baru setiap kali mereka datang. Selalu ada sesuatu yang baru untuk dilihat dan dibeli.”
Memasuki area Pasar Wiguna, pengunjung akan disambut dengan atmosfer yang santai dan berbeda. Di bawah rindangnya pepohonan taman, stan-stan kayu tertata rapi, memamerkan beragam produk pilihan. Mulai dari jenama fesyen lokal yang mengusung konsep slow fashion, kerajinan keramik dengan desain kontemporer, produk kulit buatan tangan, hingga ilustrator yang menjual karya cetaknya. Tidak ketinggalan, UMKM kuliner artisanal yang menawarkan kopi seduh manual hingga kue-kue spesial juga turut meramaikan.
Pasar Wiguna telah berhasil membuktikan bahwa produk UMKM dan karya artisan dapat naik kelas ketika disajikan dalam sebuah platform yang tepat. Ini bukan lagi sekadar transaksi jual-beli, melainkan sebuah perayaan kreativitas dan kualitas. Inisiatif yang menjembatani dunia akademis, semangat kewirausahaan, dan ruang komersial ini menjadi bukti nyata bagaimana kolaborasi dapat melahirkan sebuah gerakan ekonomi kreatif yang kuat dan berkelanjutan di jantung kota Yogyakarta.