Yogyakarta, 10 Agustus 2025 – Gelaran festival musik Cherrypop yang dihelat di Lapangan Panahan Kenari, Yogyakarta pada 9-10 Agustus 2025 lalu tidak hanya meninggalkan gema dari penampilan para musisi di atas panggung. Lebih dari itu, acara ini berhasil membuktikan diri sebagai sebuah ekosistem subur yang menghidupi ratusan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), kolaborator, serta artisan lokal yang membanjiri area festival.

Fenomena ini menjadi bukti nyata bahwa sebuah perhelatan musik kini telah berevolusi. Ia bukan lagi sekadar tontonan, melainkan sebuah platform ekonomi dan ruang pamer raksasa bagi kreativitas anak-anak muda Yogyakarta dan sekitarnya.

Pengunjung yang hadir disuguhi pemandangan yang tak biasa. Di depan 4 panggung utama tempat para penampil beraksi, berdiri puluhan tenda dan stan yang ramai dikunjungi. Area ini, yang dinamakan “Cherry Market”, menjadi jantung kedua dari festival tersebut. Mulai dari jenama fesyen independen, perajin perhiasan buatan tangan, kolektif seniman yang menjual cetakan seni dan stiker, hingga lapak-lapak kuliner inovatif, semuanya mendapat tempat.

“Ini adalah kesempatan emas bagi kami,” ujar Sarah, pemilik salah satu jenama pakaian yang berbasis di Klaten, saat ditemui di lokasi pada Februari lalu. “Dalam dua hari, produk kami bisa dilihat oleh ribuan orang yang merupakan target pasar kami. Interaksi langsung seperti ini jauh lebih efektif daripada promosi online. Omzet kami melampaui ekspektasi,” tuturnya.

Keberhasilan ini bukanlah sebuah kebetulan. Pihak penyelenggara Cherrypop yaitu Swasembada Kreasi sejak awal menegaskan visi mereka untuk menjadikan festival sebagai sebuah perhelatan kolaboratif. Mereka secara sadar membuka ruang selebar-lebarnya bagi para pelaku ekonomi kreatif lokal untuk ikut berpartisipasi.

“Kami percaya bahwa musik, seni, fesyen, dan kuliner adalah satu tarikan napas dalam budaya anak muda,” jelas Adit Nugraha, direktur festival Cherrypop 2025. “Memberikan panggung bagi UMKM dan artisan lokal bukan hanya ‘tambahan’, tapi bagian inti dari pengalaman yang ingin kami tawarkan. Energi dari panggung musik dan energi dari pasar kreatif ini saling mengisi,” tambahnya.

Model sinergi ini terbukti sukses. Para penonton tidak hanya datang untuk menikmati musik, tetapi juga untuk berbelanja, jajan, dan menemukan produk-produk unik. Hal ini secara langsung meningkatkan perputaran ekonomi dan memberikan dampak positif yang nyata bagi para pelaku usaha kecil.

Cherrypop 2025 telah menetapkan standar baru tentang bagaimana sebuah festival musik dapat dirancang. Ia menunjukkan bahwa panggung hiburan bisa menjadi motor penggerak ekonomi kreatif yang kuat, mengubah penonton menjadi konsumen, dan memberikan sorotan tidak hanya kepada musisi, tetapi juga kepada para artisan dan wirausahawan lokal yang menjadi tulang punggung denyut nadi sebuah kota.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *